Laman

Senin, 08 September 2014

Walau Tampilan Preman, yang Penting Kan Hatinya Baik?!



Rosululloh -Shollallohu 'Alaihi Wasallam- pernah bersabda (yang artinya) :

"Sesungguhnya Alloh tidak memperhatikan rupa atau harta yang kalian miliki. Tetapi Alloh melihat hati dan amalan kalian." [HR. Muslim]

Ketahuilah bahwa maksud hadits di atas adalah bahwa perbedaan derajat manusia di sisi Alloh tidak berdasarkan pada warna kulitnya, tidak pula berdasarkan jelek atau rupawannya, dan tidak pula memandang kaya ataupun miskin. Akan tetapi, derajat seseorang di sisi Alloh itu ditentukan berdasarkan hati dan amalannya. Maksudnya ialah dalam hatilah tempatnya rasa cinta (Mahabbah), rasa takut (Khouf), rasa harap (Roja'), iman, takwa, tawakkal, sabar, ikhlash, khusyu', keyakinan (Aqidah), dan sebagainya. Bahkan ilmu pun bersemayam di dalam hati. Semua yang telah disebutkan itu dikenal sebagai amalan hati.


Ketahuilah bahwa amalan hati yang paling agung ialah iman kepada Alloh, sikap membenarkan yang membuahkan ketundukan dan pengakuan. Serta seluruh amalan hati yang telah disebutkan di atas ditujukan kepada Alloh maka jadilah hamba yang melakukan hal tersebut mendapatkan kemuliaan di sisi Alloh.

Kemudian, setelah menyebutkan "berdasarkan hati" Rosululloh melanjutkan "dan amalan kalian". Hal ini menunjukkan bahwa amalan hati itu tidak terpisah dari amalan lahiriah (badan). Ketika hati kita beriman maka lahiriah kita pun harus menunjukkan bahwa kita telah beriman. Ketika hati kita diliputi rasa cinta, rasa takut, dan harap kepada Alloh tentunya lahiriah kita pun harus menunjukkan akan hal tersebut, yaa...dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Bukan seperti ini : hati kita takut dengan siksaan neraka tetapi justru lahiriah kita, amalan kita menjurus pada neraka. Atau hati kita rindu dengan surga tetapi kita malas untuk beribadah.

Begitu pula amalan lahiriah pun tak terpisah dari amalan hati. Ketika seseorang itu menunjukkan bahwa dirinya telah beriman maka haruslah hatinya pun beriman. Bukan malah lahiriah beriman tetapi hati tidak, ini mah namanya munafik. Atau lahiriah menunjukkan bahwa ibadahnya khusyu' tetapi hatinya tidak, hatinya justru ingin disebut sebagai ahli ibadah. Ini mah namanya riya'. Jadi, perlu ditegaskan kembali bahwa amalan hati tidak terpisah dari amalan lahiriah, begitu pula amalan lahiriah pun tidak terpisah dari amalan hati. Atau dengan kata lain, amalan hati saja tidak cukup harus dibarengi dengan amalan lahiriah. Dan amalan lahiriah saja tidak cukup harus dibarengi dengan amalan hati. Walaupun memang pada kenyataannya amalan hati itu lebih utama daripada amalan lahiriah.

Selanjutnya, dengan berdasarkan hadits di atas, sebagian kaum muslimin berpendapat bahwa biarlah penampilan itu buruk yang penting hatinya baik. Toh yang bisa menilai hati itu hanya Alloh, manusia tidak berhak untuk menghukumi seseorang itu baik atau buruk hanya dari penampilan luarnya. Bisa jadi seorang yang berpenampilan layaknya ustadz tapi kelakuannya tak berbeda jauh dari pelaku maksiat. Bisa jadi seorang yang berpenampilan layaknya preman tapi kelakuannya mencerminkan budi pekerti yang luhur.

Komentar terhadap pendapat tersebut : Ketika amalan hati seorang muslim itu baik (dalam pandangan syari'at) tentunya akan menampilkan amalan lahiriah yang baik pula karena salahsatu amalan hati ialah iman. Dalam iman itu ada konsekuensi untuk taat dan patuh terhadap perintah dan larangan yang telah Alloh berikan, baik dalam kitab-Nya (Al-Qur'an) ataupun melalui nabi-Nya (As-Sunnah). Dan salahsatu perintah-Nya ialah agar berpenampilan yang baik (dalam pandangan syari'at). Dan salahsatu berpenampilan baik itu ialah tidak berpakaian ala preman, rambut tidak dicukur ala orang kafir, tidak bertindik dan tidak bertato, mengenakan jilbab (bagi muslimah), dan sebagainya. Hal ini karena Rosululloh telah bersabda :

"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk ke dalam kaum tersebut."

dan sabdanya :

"Sesungguhnya Alloh melaknat pembuat tato dan yang minta dibuatkan tato..."

serta ketahuilah bahwa seorang muslim itu dilarang untuk mengenakan segala sesuatu yang merupakan kekhususan bagi wanita, seperti beranting, bergelang, bertindik, dan sebagainya. Begitu pula sebaliknya. Sebagaimana sabdanya :

"Sesungguhnya Alloh melaknat laki-laki yang menyerupai perempuan dan perempuan yag menyerupai laki-laki..."

Benar bahwa seorang yang berpenampilan baik tetapi hatinya buruk itu tidak baik, bahkan dilaknat. Akan tetapi kita tidak bisa berpaling dari hal seperti itu kepada penampilan buruk tetapi hatinya baik, alasannya yaa sebagaimana yang telah dipaparkan di atas. Adapun opsi yang sebenarnya ialah kita berpaling dari penampilan baik tetapi hati buruk kepada penampilan baik dan hatinya pun baik. Inilah ciri-ciri muslim sejati.... []

_______________________

Referensi : Buku Tafsir Al-'Usyr Al-Akhir dari Al-Qur'anul Kariim Disertai Hukum-Hukum Penting Bagi Seorang Muslim, Cetakan IV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.