-->
“Wahai, Shohabiyah Nabi! Sudikah anda memberitahukan kepadaku
tentang suatu hadits yang anda sendiri mendengarnya langsung dari Rosululloh?”, tanya Imam Asy-Sya’bi kepada Fathimah binti Qois yang berada
dibalik Hijab (tabir).
“Ya, jika itu yang kau mau, aku akan sampaikan kepadamu mengenai
suatu hadits tersebut...!”,
jawab Fathimah bin Qois.
“Baiklah, Wahai Shohabiyah Rosul! Sampaikanlah kepadaku...”, ucap Imam Asy-Sya’bi dengan gembira karena akan mendapatkan
salahsatu dari dua pusaka Nabi yg mulia itu.
Kemudian,
dengan segera beliau (Fathimah binti Qois) menuturkan sebuah kisah :
Siang
hari itu, aku mendengar suara orang yang berseru dengan suara lantang yang
ternyata setelah aku lihat, orang itu adalah penyeru Rosululloh. ”Ash-Sholatu
Jami’ah, Ash-Sholatu Jami’ah”, itulah suara yang aku dengar dari ucapan
penyeru tersebut yang merupakan panggilan untuk melaksanakan sholat berjama’ah
bersama dengan Kekasih-ku, Rosululloh Muhammad. Segera tanpa fikir panjang, aku
pun bergegas pergi ke masjid yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku,
begitu pula dengan yang lainnya, mereka semua pun bergegas untuk pergi ke
masjid. Setelah semua telah berkumpul, kami pun sholat bersama dengan
Rosululloh, sedangkan aku saat itu berada di Shof (barisan) paling
belakang, tepat di belakang Shof laki-laki. Setelah beberapa lama
kemudian, sholat pun akhirnya usai lalu Rosululloh pun bersegera duduk di atas
mimbar dengan dibarengi senyumnya yang indah dan menawan itu,
“Hendaklah kalian tetap duduk di tempat-tempat kalian!”, kata beliau, maka tidak ada satu orang pun yang beranjak dari
tempat duduknya untuk meninggalkan masjid.
“Tahukah kalian mengapa aku kumpulkan?”, sambung beliau.
“Alloh dan Rosul-Nya lebih mengetahui!”, jawab para sahabat saat itu.
“Demi Alloh! Sesungguhnya aku kumpulkan kalian bukan karena ada
kabar gembira ataupun kabar menakutkan untuk kalian dengar. Namun, aku
kumpulkan kalian karena telah datang kepadaku Tamim Ad-Dari dengan pernyataan
keislamannya yang sebelumnya adalah seorang yang beragama Nasrani. Ia juga
datang dengan membawakan sebuah kisah yang sesuai dengan apa yang telah aku
sampaikan kepada kalian tentang Al-Masih Ad-Dajjal...”, tutur Rosululloh, lalu beliau pun menceritakan kisah yang
dimaksudkan.
------------------------------------------------------------
Aku
(Tamim Ad-Dari) naik kapal bersama dengan 30 orang lainnya yang berasal dari
suku Lakhm dan suku Judzam. Setelah kami berlayar dan telah mencapai tengah
lautan tiba-tiba muncullah badai, ombak laut pun berubah seketika menjadi besar
sehingga kami terombang-ambing karenanya selama 1 bulan. Ditengah-tengah
situasi yang lama dan kian memburuk itu, kami melihat ada sebuah pulau yang
lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat kapal kami berada maka, segera saja
kami arahkan kapal tersebut ke pulau itu. Setelah kapal cukup dekat dengan
pulau, kami pun turun dari kapal dan langsung menuju pulau itu dengan
menggunakan perahu-perahu kecil yang telah disediakan sebelumnya.
Akhirnya,
kami pun berhasil melabuh dengan selamat ke pulau tersebut. Kami pun langsung
masuk ke kedalaman pulau itu untuk melihat-lihat keadaannya. Saat itu, kami
dikejutkan oleh sesosok makhluk yang berbulu lebat dan kaku, serta Qubul dan
Dubur-nya tidak bisa dibedakan karena sangat lebatnya bulu yang
dimilikinya. Kami pun berkomentar mengenai makhluk yang kami lihat tersebut.
“Makhluk apa itu?”,
kata kami saling memandang satu sama lainnya.
“Aku adalah Al-Jassasah...!”, jawab makhluk aneh itu, tentunya kami terkejut dan takut bukan
main melihat dan mendengar makhluk itu bisa berbicara dengan bahasa manusia.
Namun, kami berusaha mengatasi rasa takut tersebut, apalagi kami jumlahnya
lebih banyak.
“Apa, apa itu Al-Jassasah?”, tanya kami penasaran.
“...Wahai, kaum! Pergilah kalian kepada laki-laki yang berada di
kuil itu! Sungguh, laki-laki itu sangat merindukan berita dari kalian...”, kata makhluk itu yang tidak menjawab pertanyaan kami, ia hanya
mengisyaratkan ke sebuah bangunan yang berada tidak jauh dari tempat kami
berada.
Kami
pun bergegas meninggalkan makhluk tersebut menuju bangunan itu dengan sedikit
tergesa-gesa karena kami takut bahwa makhluk itu adalah jelmaan dari setan.
Sesampainya di sana, kami pun membukakan pintu bangunan tersebut akan tetapi
kami kembali terkejut dengan apa yang telah kami lihat dengan mata kepala sendiri,
kami melihat seorang laki-laki bertubuh besar yang tidak pernah kami lihat ada
orang yang lebih besar darinya, kedua tangannya terikat ke lehernya, dan antara
lutut dan kedua mata kakinya terikat dengan besi.
“Celaka kamu! Siapa kamu ini?”, tanya kami.
“Kalian telah mengetahui tentangku maka beritahukan kepadaku
siapakah kalian?”, laki-laki itu
malah balik bertanya.
“Kami adalah orang-orang arab, kami melakukan pelayaran akan tetapi
ombak sangat besar sehingga kami terombang-ambing selama 1 bulan di tengah
lautan. Kami pun akhirnya terdampar di pulau ini dan kami bertemu dengan
makhluk aneh berbulu lebat yang bernama Al-Jasassah, makhluk itu
mememerintahkan kami untuk menemuimu. Katanya kamu merindukan berita dari
kami...”, jawab kami
dengan menceritakan kembali kisah tadi.
“Kabarkan kepadaku tentang pohon-pohon kurma di Baisan?”, tanya laki-laki itu.
“Tentang apanya yang ingin kamu tahu?”, kata kami bertanya balik.
“Aku bertanya tentang pohon kurmanya, apakah masih berbuah?”, tanya laki-laki itu.
“Ya, masih!”,
jawab kami.
“Sungguh, hampir-hampir saja pohon-pohon kurma itu tidak berbuah.
Sekarang, kabarkan kepadaku tentang danau Thobariyyah?”, tanya laki-laki itu.
“Tentang apanya yang ingin kamu tahu?”, kata kami.
“Apakah airnya masih ada?”, tanya-nya.
“Ya, masih!”,
jawab kami.
“Sungguh, hampir-hampir saja airnya akan menghilang. Sekarang,
kabarkan kepadaku mata air Zughor?”,
tanya-nya.
“Tentang apanya yang ingin kamu tahu?”, kata kami.
“Tentang airnya apakah masih ada? Dan apakah para penduduknya masih
menggunakan air itu untuk bertani?”,
kata-nya.
“Ya, masih ada, bahkan airnya deras! Dan penduduknya pun masih
memanfaatkan airnya untuk bertani.”,
jawab kami.
“Kabarkan kepadaku tentang Nabi yang Ummi, apa yang sedang dia
lakukan?”, tanya-nya.
“Ia telah muncul dari Makkah dan sekarang tinggal di Yatsrib
(Madinah).”, jawab kami.
“Apakah orang-orang arab memeranginya?”, tanya-nya.
“Ya!”, jawab kami.
“Apa yang dia lakukan terhadap orang-orang arab itu?”, tanya-nya.
“Ia telah menang atas orang-orang arab sekitarnya dan mereka taat
kepadanya.”, jawab kami.
“Itu sudah terjadi?”,
tanya-nya.
“Ya!”, jawab kami.
“Sesungguhnya, taat kepadanya adalah baik untuk mereka. Dan aku
akan beritakan kepada kalian tentangku. Ketahuilah, sesungguhnya akulah
Al-Masih, hampir-hampir saja aku diberi ijin untuk keluar kepada manusia
sehingga aku dapat berjalan di muka bumi dan tidak aku tinggalkan satu negeri
pun, aku akan memasukinya dalam waktu 40 hari kecuali Makkah dan Thoibah,
keduanya haram bagiku. Setiap kali aku akan memasuki salahsatunya, malaikat
menghadangku dengan pedang terhunus di tangannya untuk menghalangiku darinya.
Dan sesungguhnya, pada setiap celahnya (dua kota itu) ada para malaikat yang
menjaganya.”, kata
laki-laki tersebut yang mengaku dirinya sebagi Al-Masih itu.
-------------------------------------------------------------
“Inilah Thoibah, inilah Thoibah, inilah Thoibah, yakni Madinah.
Apakah aku telah beritahukan kalian tentang hal itu?”, ucap Rosululloh dengan menusukkan tongkatnya di mimbar.
Para
sahabat pun menjawab, “Ya!”.
“Sesungguhnya, cerita Tamim Ad-Dari ini menakjubkan-ku karena
sesuai dengan apa yang aku ceritakan kepada kalian tentang Dajjal, serta
tentang Makkah dan Madinah. Ketahulah! Ia (Dajjal) berada di lautan Syam. Oh,
tidak, tidak! Dia dari arah timur, dia dari arah timur...”, kata beliau sambil mengisyaratkan dengan menggunakan tangannya ke
arah timur.
****
“Inilah yang saya hafal dari Rosululloh!”, ucap Fathimah binti Qois kepada Imam Asy-Sya’bi sebagai akhir
dari hadits yang ia sampaikan. *
__________________________________________
*)
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shohih Muslim pada
Kitabul Fitan Wa Asyrothis Sa’ah dalam Bab Qishshotul Jassasah.
NB :
Dajjal ini merupakan salahsatu tanda dari 10 tanda besar hari kiamat. Kiamat
tidak akan terjadi hingga kesepuluh tanda tersebut telah terjadi. Oh, iya! Saya
menuliskan kembali Hadits tersebut dengan gaya bahasa saya sendiri tetapi tidak
mengubah inti dari Hadits. Jika tidak percaya silahkan periksa dalam kitabnya
langsung, yang terjemahan tentunya. ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.