Laman

Selasa, 30 September 2014

Syubhat-Syubhat Kaum Sufi Dalam Hal Keyakinan dan Beberapa Hal Lainnya


Berikut ini kami sebutkan enam syubhat kaum sufi :

Syubhat Pertama :

Mereka berkata, "Apabila segala urusan sudah ditetapkan takdirnya pada zaman dahulu, dan sejumlah kaum sudah ditetapkan hidup bahagia sedang yang lainnya sudah ditetapkan sengsara, maka orang yang bahagia tidak akan sengsara dan orang yang sengsara takkan bisa berbahagia. Yang diinginkan dari seluruh amalan itu bukanlah amalan itu sendiri, tetapi untuk meraih kebahagiaan dan untuk menepis kesengsaraan, sedangkan amalan itu sudah ditetapkan sebelum kita, maka tidak perlu melelahkan diri kita untuk beramal, tidak perlu menahan nafsu dari menikmati kelezatan, karena yang tercatat pada takdir itu pasti terjadi, tidak bisa tidak."

Jawab terhadap syubhat ini hendaknya dikatakan kepada mereka :


Hal semacam ini merupakan penolakan terhadap seluruh syari'at, pembatalan terhadap seluruh hukum kitab, pelecehan terhadap para Nabi dan pada apa yang mereka bawa.

Karena jika Alloh berfirman di dalam Al-Qur'an, "Tegakkanlah sholat!", maka seseorang bisa saja berkata, "Untuk apa? Jika aku sudah ditetapkan sebagai orang yang berbahagia maka tempat kembaliku pasti adalah kebahagiaan, sedangkan jika aku ditetapkan sebagai orang yang sengsara maka tempat kembaliku pasti adalah kesengsaraan. Sehingga sholatku tidaklah akan bermanfaat."

Demikian juga apabila dibacakan ayat, "Janganlah mendekati zina!", maka seseorang bisa saja menjawab, "Kenapa aku harus menentang nafsuku untuk merasakan kelezatannya, sedangkan kelezatan dan kesengsaraan sudah ditetapkan dan sudah selesai urusannya?"

Sehingga ketika Musa -'Alaihissalam- berkata kepada Fir'aun, "Tidakkah engkau mau menyucikan dirimu?", bisa saja Fir'aun menjawab dengan jawaban semacam itu kepada Musa -'Alaihissalam-, lalu Musa -'Alaihissalam- naik menemui Alloh dan berkata, "Apa manfaatnya Engkau mengutus para Rosul, sedangkan takdir-Mu pasti terlaksana, dan kitab dari-Mu pun ditolak?", padahal menganggap Rosul itu bodoh adalah sesat yang bathil.

Karena inilah Rosululloh -Shollallohu 'Alaihi Wasallam- menolak para Sahabat ketika mereka bertanya, "Bolehkah kami bertawakal saja?", Beliau berkata, "Beramallah kalian, karena semuanya akan dimudahkan menuju sesuatu yang dia diciptakan untuknya."

Ketahuilah bahwa umat manusia itu mempunyai usaha atau ikhtiar, dan padanyalah akan diletakkan pahala atau siksa. Apabila dia menyelisihi Alloh maka menjadi jelaslah bagi kita bahwa Alloh -'Azza Wa Jalla- sudah menetapkan pada waktu yang lampau bahwa dia akan menyelisihi-Nya, da Alloh hanya menyiksa dia karena sikapnya yang menyelisihi Alloh itu bukan karena ketetapan takdir-Nya.

Oleh karena itulah, orang yang membunuh seseorang tidak boleh membenarkan diri dengan alasan takdir. Rosululloh -Shollallohu 'Alaihi Wasallam- memalingkan mereka dari mengomentari takdir, dan memerintahkan mereka untuk beramal hanya karena perintah dan larangan itu adalah urusan zhohir, sedangkan takdir adalah urusan bathin. Kita tidak berhak meninggalkan apa yang kita ketahui, namun bersusah payah terhadap sesuatu yang tidak kita ketahui, yaitu takdir.

Adapun sabda Nabi Muhammad -Shollallohu 'Alaihi Wasallam- : "Semua orang itu dimudahkan menuju sesuatu yang dia diciptakan untuknya." Itu merupakan isyarat yag menunjukkan ada sebab dan sarana terlaksananya takdir.

Seseorang yang ditetapkan menjadi orang yang berilmu akan diberi kemudahan untuk menuntut ilmu, mencintainya, dan memahaminya. Sebaliknya, orang yag ditetapkan menjadi orang bodoh maka akan dicabut rasa cinta ilmu dari hatinya. Demikian juga orang yang ditakdirkan mempunyai anak, maka dia akan diberi kemudahan untuk menikah. Sedangkan orang yang tidak ditakdirkan untuk memiliki anak maka dia tidak diberi kemudahan untuk menikah.

[Dikutip dari buku Talbis Iblis, Perangkap Iblis : 560 Tipu Muslihat Iblis yang Tak Disadari Manusia, terjemahan dari Kitab Talbis Iblis karya Imam Ibnul Jauzi. Ditahqiq oleh Aiman Shalih Sya'ban. Penerbit : Pustaka Arafah. Hal 764-766]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.