Laman

Sabtu, 13 September 2014

Berhati-hatilah Dalam Mengambil Nama!



Haaah...dengan berat hati, saya terpaksa harus mengomentari masalah penamaan atau panggilan atau julukan yang sering digunakan oleh sebagian kaum muslimin (terutama kaula muda), baik itu di dunia nyata maupun maya. Hal ini dilakukan karena begitu marak dan seringnya penggunaan nama-nama yang seharusnya tidak digunakan oleh seseorang yang mengaku dirinya muslim. Saya sering menggelengkan kepala dan berucap, "ckckckck" saat mendengar tetangga sekitar memanggil temannya dengan sebutan, "Hei, careuh (nama hewan yg suka merusak tanaman)! Kemana?" atau saat mendapatkan akun-akun jejaring sosial yang bernamakan "Playboy", "Playgirl", "Lucifer/Iblis", "Devil/Setan", "Dajjal", dan penamaan-penamaan yang sejenis lainnya.


Mungkin sebagian orang akan berkata, "Emang apa salahnya sih menggunakan nama-nama tsb?". Begini, agama islam itu sangat menginginkan kebaikan untuk para pemeluknya bahkan untuk seluruh makhluk hidup, itulah mengapa islam itu dikenal sebagai rohmatan lil 'alamin (rahmat bagi alam semesta). Salahsatu kebaikan yang diinginkan oleh islam ada pada seseorang ialah kebaikan dari sebuah nama. Yaa, nama! Islam itu memandang bahwa nama itu memiliki efek bagi yang menyandang nama tersebut. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam hadits-hadits shohih, diantaranya :

Dari Sa'id bin Al-Musayyib, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata : "Aku pernah menghadap Nabi -Shollallohu 'Alaihi Wasallam-. Beliau bertanya : 'Siapakah namamu?'. Aku menjawab : 'Namaku Huzn (kasar)'. Beliau berkata : '(Gantilah!) Namamu menjadi Sahl (mudah)'. Aku berkata : 'Aku tidak akan menukar nama yang telah diberikan oleh bapakku'." Ibnul Musayyib berkata : "Sejak saat itu, sifat kasar senantiasa ada dalam keluarga kami." [HR. Al-Bukhori]

Coba bayangkan apa yang akan terjadi apabila seseorang itu mengambil atau mendapat nama panggilan atau julukan "Iblis" atau "Setan" atau "Dajjal" !!! Terlebih lagi, dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa di akhirat nanti seseorang itu akan dipanggil berdasarkan panggilannya ketika di dunia. Coba bayangkan pula apabila seseorang itu dipanggil dengan "Devil/Setan" atau nama-nama yang termasuk makhluk celaka lainnya! Sudah tentu kecelakaan yang akan diperoleh.

Selain dari itu, penamaan ini tidak lepas dari pribadi atau karakter orang yang memilikinya. Seorang yang senang belajar dan bereksperimen tentunya akan ridho dengan panggilan teman-temannya dengan "Si Master" atau "Si Proffesor". Seorang yang selalu riang dan gembira tentunya ridho dengan panggilan "Si Periang". Seorang yang selalu rajin dan pekerja keras tentunya ridho dengan panggilan "Si Rajin". Itu semua karena panggilan itu cocok dengan apa yang melekat pada orang yang dipanggil. Beda halnya dengan seorang yang cerdas dipanggil dengan "Si Idiot" atau "Si Culun" tentunya orang yang dipanggil tidak akan ridho. Itu karena panggilan itu tidak cocok dengan apa yang melekat pada orang yang dipanggil.

Nah, itu bila yang membuat panggilan adalah oranglain. Apabila yang membuat penamaan atau panggilan atau julukan adalah diri kita sendiri berarti kita telah ridho dengan hal tersebut. Karena hal yang sangat mustahil apabila seseorang itu membuat panggilan atau nama atau julukan untuk dirinya sendiri sedangkan hal itu tidak diridhoinya. Coba renungkan, apabila seseorang itu mengambil nama utk dirinya dengan "Devil/Setan", apakah ia ridho apabila dirinya mempunyai karakter seperti setan? (maaf) Ataukah memang dirinya menyadari bahwa dirinya adalah setan? Begitu pula bagi yang mengambil nama dengan "Lucifer/Iblis", "Dajjal", dan nama-nama lainnya yang masyhur (terkenal) keburukannya.

Mungkin ada yang akan berkata, "Apa buktinya bahwa panggilan atau julukan itu mencerminkan karakter?". Banyak buktinya, adapun salahsatunya ialah hadits di atas dan kisah mengenai Abu Lahab, salahsatu musuh islam. "Lahab" itu sendiri bermakna "Api yang bergejolak", hal ini sesuai dengan karakternya yang mudah sekali terpancing emosinya (marah), dan di akhir hidupnya ia pun dimasukkan ke dalam api yang bergejolak, yaitu neraka. Apakah ini tidak cukup sebagai bukti? Ataukah perlu bukti lainnya? Sebenarnya bukti-bukti lainnya dapat kita temukan di sekitar kita. Coba perhatikan orang-orang yang memiliki panggilan atau julukan yang seharusnya tidak digunakan di sekitar kita, tetangga-tetangga kita, apakah mereka sesuai dengan panggilannya?

Oleh sebab itu, berhati-hatilah dalam mengambil nama atau panggilan atau julukan, pastikanlah terlebih dahulu bahwa hal tersebut minimal tidak mengandung keburukan, Yaa, syukur-syukur yang digunakan adalah yang mengandung kebaikan. Ingat, bahwa perkataan adalah doa, begitu pula halnya dengan nama. O,ya! Tentu alangkah baiknya apabila mereka yang sudah terlanjur mengambil nama yang tidak seharusnya diambil untuk menyegerakan diri mengubah nama tersebut.

Oke, segitu dulu dari saya. Mudah-mudahan sedikit mencerahkan. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.