Laman

Minggu, 21 September 2014

Pertanyaan Yang Menyebalkan



"Wah, gimana udah punye gebetan?"


Selalu dan selalu saja pertanyaan di atas terlontar dari beberapa oknum manusia yang entah itu orang yang baru dikenal, teman, guru, atau bahkan keluarga sendiri. Saya heran pada mereka, tidakkah mereka tahu bahwa belum tentu orang yang ditanya demikian akan merespon dengan bahagia, bahkan bisa jadi melah membenci pertanyaan tersebut. Memang benar bahwa sebagian oknum mengutarakan pertanyaan di atas hanya sekedar basa-basi belaka akan tetapi jika pada waktu, tempat, dan orang yang tidak tepat hal itu akan menjadi sesuatu yang amat basi dan menyebalkan.


"Lha, itu kan memang kamunya aja yang sensian! Cuma gitu doang kok marah...", bukan masalah sensian atau tidak, tetapi ini lebih ke masalah prinsip yang dipegang dalam hidup. Semua orang memiliki prinsip hidup yang berbeda dan semua orang tak ingin prinsip hiudpnya diganggu gugat. Nah, itu mengenai perkara prinsip hidup yang sifatnya umum apalagi yang sifatnya khusus. Sebagian orang memiliki prinsip hidup berdasarkan aturan islam maka hampir disetiap langkahnya selalu berupaya sesuai dengan tuntunan islam. Termasuk dalam hal bergaul dengan lawan jenis, yang memang agama melarangnya untuk terlalu intim kecuali jika memang telah diikat oleh tali yang kuat (pernikahan). Jika seseorang bertanya pada temannya yang ia kenal religius, "Eh, udah punya pacar belum?" maka janganlah heran jika yang ditanya tidak pernah menyahuti bahkan memasang muka masam. Because, ia merasa prinsip hidupnya tak dihargai dengan dilontarkannya pertanyaan tersebut.

"Kalo begitu saya akan bertanya kapan nikah aja, deh.", Wuss, pertanyaan yang seperti itu pun tak ubahnya sama dengan pertanyaan di atas walaupun memang tidak melanggar prinsip hidup bagi mereka yang religius. Akan tetapi, perlu diingat bahwa manusia itu memiliki emosi yang bisa meledak apabila memang tekanan untuk melakukannya memang begitu kuat. Contohnya ialah frustasi karena terus gagal dalam melamar sang pujaan hati. Maka janganlah coba-coba menanyakan hal tersebut kepada mereka yang frustasi karena bisa saja mereka memandang itu sebagai bentuk ejekan terhadap mereka. Yaa, intinya kita harus melihat waktu, tempat, dan orangnya lagi apabila ingin bertanya dengan pertanyaan jenis tersebut.

"Halah, kok ribet?!", yaa memang seperti itu keadaan manusia, kompleks. Oleh sebab itu, perlu perencanaan matang dalam bertindak, dalam berucap sehingga tidak membuat oranglain tersinggung atau tersakiti hatinya. Sebenarnya hal ini mudah-mudah saja, yaitu tinggal melihat ke dalam diri sendiri. Dengan cara memosisikan diri sebagai orang yang akan kita tanya, dan merasakan apa yang dirasakannya terhadap pertanyaan kita. Orang sunda bilang mah, "Rampa heula hate sorangan saencan ngarampa hate batur".

Sebenarnya apabila yang bertanya demikian adalah teman akrab, efeknya tidak akan sedemikian besar walaupun tetap saja ada rasa sesak di dada. Namun, beda halnya apabila yang bertanya demikian adalah guru yang begitu dihormatinya. Baginya denga pertanyaan seperti itu justru akan membuang sedikit rasa hormat pada gurunya itu. Mengapa tidak?! Orang yang dihormati biasanya menampakan sikap yang bijaksana namun jika menanyakan hal tersebut pada muridnya yang terkenal memiliki prinsip yang bertentangan dengan pertanyaan maka jangan salahkan jika murid merasa tersinggung. Seolah-olah murid itu berfikir bahwa ternyata selama ini penilaian terhadap gurunya itu keliru, ternyata gurunya itu selama ini tidak pernah memandang prinsipnya. Ya, sudah! Bila sudah demikian, besar kemungkinan sang murid kehilangan respek pada sang guru.

So, intinya ialah telitilah terlebih dahulu sebelum bertindak dan berucap karena bisa jadi tindakan dan ucapan kita itu bukanlah pada waktu, tempat, dan orang yang tepat akan menimbulkan huru-hara, kebencian, dan permusuhan. Seorang penyair mengatakan, "Tengoklah ke dalam sebelum bicara..." []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.