Laman

Senin, 08 Oktober 2012

Ulang Tahun, Apa Hukumnya?

-->
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin –Rohimahulloh- menjawab :

Jika hal tersebut dianggap sebagai ibadah, maka hal tersebut merupakan perbuatan yang baru didalam agama (baca : bid’ah). Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“jauhilah olehmu perkara – perkara baru! Kerena sesungguhnya setiap perkara baru itu adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad, Ad-Darimy, Hakim, dan yang lainnya)
Jika hal tersebut dianggap sebagai adat istiadat, maka hal itu tidak lepas dari 2 hal yaitu :

1.      Menjadikannya sebagai salah satu hari raya. Padahal Allooh Subhanahu wata’ala dan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah menjadikannya hari raya.

Dari Anas Radliallahu 'anhu ia berkata : "Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam datang ke Madinah sedang penduduknya memiliki dua hari raya dimana mereka bersenang-senang di dalamnya di masa jahiliyah. Maka beliau bersabda :

“Aku datang pada kalian sedang kalian memiliki dua hari yang kalian besenang-senang di dalamnya pada masa jahiliyah. Sungguh Allah telah menggantikan untuk kalian yang lebih baik dari dua hari itu yaitu : hari Raya Kurban dan hari Idul Fithri". (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’i, dan Al-Baghawi)
2.      Menyerupai musuh-musuh Allooh Subhanahu wata’ala. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Barangsiapa meniru-niru suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. At-Tirmidzi)
Dan mengenai doa yang sering diucapkan pada saat perayaan ulang tahun, sebagian ulama tidak menyukai doa agar dikarunai panjang umur secara mutlak. Mereka kurang setuju dengan ungkapan “semoga Allooh memanjangkan umurmu!” kecuali ditambahkan dengan keterangan “dalam ketaatan kepada-Nya” atau “dalam kebaikan” atau kalimat yang serupa. Lalu, panjang umur juga terkadang tidak baik untuk yang bersangkutan, karena umur yang panjang jika disertai dengan amal yang buruk  – semoga Allooh menjauhkan kita darinya – hanya  akan membawa keburukan baginya.
__________________________________
Tuh, temen-temen! Ternyata Perayaan Ulang Tahun itu tdk diperbolehkan dlm Agama Islam...Oleh karena itu, yuk...perlahan-lahan tapi pasti kita tinggalkan acara tsb...Mudah-mudahan Alloh memberi kemudahan....^_^

2 komentar:

  1. salam,
    perayaan memang tidak pantas dilakukan untuk hal semacam ini.
    tapi kalau muhasabah diri dan berdoa, seharusnya dilakukan setiap hari. ulang tahun hanya satu dari sekian banyak alasan untuk melakukan muhasabah diri dan berdoa, dan ulang tahun bukan alasan untuk berpesta pora karena pesta pora itu sia-sia dan tidak baik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Muhasabah dan berdo'a merupakan suatu ibadah yang telah dicontohkan oleh Rosululloh -Sholallohu 'Alaihi Wasallam-. Akan tetapi, jika muhasabah dan berdo'a ini dilakukan dan dikhususkan dalam suatu acara tertentu (semisal ulang tahun) maka ini suatu hal yang tidak pernah dicontohkan oleh Rosul. Padahal Rosul tlh bersabda :

      "Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidaka ada padanya urusan kami (agama) maka amalan tersebut tertolak." [HR. Muslim]

      Kemudian, Acara ulang tahun sendiri tidak pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabat baik itu ulang tahun yg diisi dengan muhasabah dan berdo'a ataupun dengan makan-makan/berpesta pora. Acara ini hanya dilakukan oleh orang-orang non-muslim (Nashrani). Dan penjelasan tentang meniru mereka (nashrani) tlh dibahas oleh Syaikh Al-Utsimin diatas.

      Hapus

Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.