Laman

Selasa, 09 Oktober 2012

Kebenaran Tentang Abu Nawas

Kebenaran tentang Abu Nuwas (versi Indonesia : Abu Nawas)

Kisah Abu Nuwas/Abu Nawas yg sering kita dengar ialah kisah yg berasal dari kitab dongeng yang berjudul Alfu Lailatin wa Lailah. Kitab ini tdk memiliki kejelasan siapa yg tlh menulisnya dan kitab ini juga bukanlah kitab sejarah, sehingga tdk bisa dijadikan landasan utk mengetahui keadaan suatu umat. Isi dongeng dlm Kitab ini berasal dari dongeng bangsa India dan Persia sebelum islam yg diterjemahkan kedlm bahasa arab pd abad ketiga hijriyyah.

Diantara pendapat ulama tentang kitab ini :

Syaikh Shalih Al-Fauzan hafidzahullah : "...Kitab Alfu Lailatin wa Lailah adalah sebuah kitab yang tidak boleh dijadikan sandaran. Tidak selayaknya seorang muslim menyia-nyiakan waktunya untuk menelaah kitab tersebut..."

Ibnu Nadim rahimahullah dalam Al-Fahrasat berkata tentang kitab ini : ”Ini adalah kitab yang penuh dengan kedunguan dan kejelekan”.

Al-Ustadz Anwar Al-Jundi rahimahullah yang berkata : ”Kitab Alfu Lailatin wa Lailah adalah sebuah kitab campur baur tanpa penulis. Kitab ini disusun dalam rentang waktu yang bermacam-macam. Kebanyakan (isi)-nya menggambarkan tentang keadaan sosial masyarakat sebelum kedatangan Islam di negeri Persia, India, dan berbagai negeri paganis lainnya”.

Siapakah Abu Nuwas/Abu Nawas?

Nama asli Abu Nuwas ialah Abu ’Ali Hasan bin Hani’ Al-Hakami, ia adalah seorang penyair yang sangat masyhur di jaman Bani ’Abbasiyyah. Namun, perjalanan hidupnya banyak diwarnai dengan kemaksiatan, dan itu banyak juga mewarnai syair-syairnya. Sehingga saking banyaknya dia berbicara masalah khamr, sampai-sampai kumpulan syairnya ada yang disebut khamriyyaat.

pendapat ulama tentang Abu Nuwas :

Abu ’Amr Asy-Syaibani rahimahullah berkata : ”Seandainya Abu Nuwas tidak mengotori syairnya dengan kotoran-kotoran ini, niscaya syair-syairnya akan kami jadikan hujjah dalam kitab-kitab kami”.

Al-Imam Al-Hafidh Ibnu Katsir rahimahullah dalam Al-Bidaayah wan-Nihaayah (14/73) : ”Kesimpulannya, para ulama banyak sekali menceritakan peristiwa kehidupannya, juga tentang syair-syairnya yang mungkar, penyelewengannya, kisah yang berhubungan dengan masalah khamr, kekejian, suka dengan anak-anak kecil yang ganteng serta kaum wanita; sangat banyak dan keji. Bahkan sebagian orang menuduhnya sebagai pelaku zina. Di antara mereka juga ada yang menuduhnya sebagai seorang yang zindiq. Di antara mereka ada yang berkata : ’Dia merusak dirinya sendiri’. Hanya saja, yang tampak bahwa dia hanyalah melakukan berbagai tuduhan yang pertama saja. Adapun tuduhan sebagai orang yang zindiq, maka itu sangat jauh dari kenyataan hidupnya, meskipun ia memang banyak melakukan kemaksiatan dan kekejian”.

akhir hayat :

kisah dari Ibnu Khalikan rahimahullah dalam Wafayatul-A’yaan (2/102), Beliau menceritakan dari Muhammad bin Naafi’, ia berkata : ”Abu Nuwas adalah temanku, namun terjadi sesuatu yang menyebabkan antara aku dan dia tidak saling berhubungan sampai aku mendengar berita kematiannya. Pada suatu malam aku bermimpi bertemu dengannya. Kukatakan : ’Wahai Abu Nuwas, apa balasan Allah kepadamu ?’. Dia menjawab : ’Allah mengampuni dosaku karena beberapa bait syair yang kutulis saat aku sakit sebelum wafat. Syair itu berada di bawah bantalku’. Maka saya pun mendatangi keluarganya dan menanyakan bantal tidurnya dan akhirnya kutemukan secarik kertas bertuliskan :

يَا رَبِّ إِنْ عَظُمَتْ ذُنُوبِي كَثْرَةً
فَلَقَدْ عَلِمْتُ بِأَنَّ عَفْوَكَ أعْظَمُ
أَدْعُوكَ رَبِّي كَمَا أَمَرْتَ تَضَرُّعاً
فَإِذَا رَدَدْتَ يَدِي فَمَنْ ذَا يَرْحَمُ
إنْ كَانَ لا يَرْجُوكَ إلَّا مُحْسِنٌ
فَمَنِ الَّذِي يَرْجُو الْمُسِئُ الْمُجْرِمُ
مَالِي إِلَيْكَ وَسِيلَةٌ إِلَّا الرَّجَا
وَجَمِيلُ عَفْوِكَ ثُمَّ أَنّي مُسْلِمٌ

Ya Allah, jika dosa-dosaku teramat sangat banyak
Namun saya tahu bahwa pintu maaf-Mu lebih besar

Saya berdoa kepada-Mu dengan penuh tadlarru’ (berendah diri) sebagaimana yang Engkau perintahkan
Lalu jika Engkau menolak tangan permohonanku, lalu siapa yang akan merahmatiku

Jika yang memohon kepa-Mu hanya orang yang baik-baik saja,
Lalu kepada siapakah orang yang jahat akan memohon

Saya tidak mempunyai wasilah kepada-Mu kecuali hanya sebuah pengharapan
Juga bagusnya pintu maaf-Mu kemudian saya pun seorang yang muslim/berserah diri
_______________

Semoga Allah menerima taubatnya dan memaafkan kesalahannya. Amiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.