Laman

Senin, 17 Februari 2014

Obrolan Dengan Sang Adik : Perihal Takdir


***

"Jodo, pati, bagja, cilaka, keempat itulah yang sering diucapkan oleh sesepuh-sesepuh kita sebagai takdir yang telah Alloh tetapkan untuk manusia. Padahal didalam hadits tidak seperti itu, melainkan Alloh telah menetapkan 4 hal ketika seseorang itu masih berumur 120 hari didalam kadungan ibunya. 4 hal tersebut ialah rizki, ajal, amal, dan bahagia/celaka. Hadits tsb diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim. Jadi, ucapan sesepuh-sesepuh kita itu belum tepat.", begitulah yang aku ucapkan ketika obrolan mengenai orang yang tak dapat jodoh hingga wafat mulai menghangat antara aku dan adikku.

"Lha, terus kaitan jodoh dengan yang 4 hal tadi, apa?", tanya adikku.


"Ya, kan hadits tsb hanya menyebutkan rizki, ajal, amal, dan bahagia/celaka tanpa menyebutkan sedikit pun tentang jodoh. Nah, jodoh itu sebenarnya masuk kedalam rizki yang Alloh tetapkan tsb. Coba perhatikan sekeliling kita, tetangga-tetangga kita, bukankah diantara mereka ada yang memiliki anak dan ada yang tak memiliki anak walaupun sudah menikah puluhan tahun?! Itu terjadi karena Alloh memberikan rizki anak pada seseorang yang dikehendaki-Nya sedangkan untuk seorang lainnya tak diberikan rizki tsb. Begitu pula halnya dengan jodoh, jodoh itu rizki yang bisa Alloh berikan pada seseorang yang dikehendaki-Nya sedangkan untuk seorang lainnya tidak Alloh berikan. Oleh sebab itulah, kenapa ada sebagian manusia yang telah berusaha semaksimal mungkin akan tetapi jodohnya tak kunjung didapatkan. Ya, mungkin itu terjadi karena Alloh tidak mentakdirkannya memiliki rizki jodoh."

"Oh gitu, ya! Kalau maksud dari bahagia/celaka, A?"

"Kita itu telah ditetapkan apakah kita itu akan bahagia ketika hidup di dunia ataukah justru kebalikannya yaitu celaka. Kan, banyak kita lihat disekeliling kita yang hidupnya bahagia dan ada juga yang sengsara tapi ingat lho, bahagia itu tidak selalu dengan harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, atau kekuasaan yang luas. Bahkan bisa jadi mereka yang mempunyai harta banyak, jabatan tinggi, kekuasaan yang luas itu tidak bahagia malah yang ada hati mereka resah, kesengsaraan hatilah yang mereka dapatkan. Begitu pula sebaliknya, belum tentu orang yang makan di pagi hari dan tak tahu apakah ia akan makan di sore hari, mengalami kesengsaraan bahkan bisa jadi mereka itu bahagia, mereka merasa kaya karena mereka selalu bersyukur atas apa yang telah Alloh berikan kepada mereka."

"Hmm...", sambil angguk-angguk kepala.

"Perlu diingat bahwa bahagia atau sengsara itu juga berhubungan dengan akhirat. Surga ataukah neraka bagi seseorang itu juga telah ditetapkan, telah tertulis dalam kitab takdir."

"Kalau takdir surga atau nerakanya kita telah ditentukan, untuk apa dong kita beramal, A?"

"'Umar Ibnul Khoththob -Rodhiyallohu 'Anhu- pernah bertanya hal serupa pada Rosululloh -Shollallohu 'Alaihi Wasallam-, "Ya Rosululloh! Apakah kita beramal diluar garis takdir ataukah didalam garis takdir?", Rosululloh menjawab, "Tentunya didalam garis takdir, wahai 'umar!". Lalu, 'Umar kembali bertanya, "Kalau begitu untuk apa kita beramal?". Tahu ngga apa jawaban Rosululloh?"

"Apa jawaban Nabi, A?"

"Jawab Rosul, "Beramalah, wahai 'umar! Karena takdir itu tidak diketahui kecuali dengan amal." Faham dengan maksud jawaban Rosululloh ini?"

"Ngga..."

"Maksudnya ialah takdir seseorang masuk surga atau neraka itu tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya Alloh saja. Kita hanya diwajibkan untuk berusaha semampunya melakukan amal sholih. Jika kita mudah dalam mengerjakan kebaikan atau amal-amal sholih maka sebenarnya kita sedang dipermudah untuk berjalan dalam takdir penghuni surga. Sebaliknya, jika kita mudah dalam mengerjakan keburukan maka sebenarnya kita sedang dipermudah untuk berjalan dalam takdir penghuni neraka. Dengan demikian, terlihatlah takdir seseorang itu berdasarkan amal yang dilakukannya. Oleh sebab itu, bersungguh-sungguhlah dalam beramal sholih, mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang ditakdirkan sebagai penghuni surga."

"Oh, gituuuu...."

"faham, kan? Jika belum, Aa tambah lagi penjelasannya."

"Ya, alhamdulillah, sekarang sudah faham..." []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.