Laman

Kamis, 08 Agustus 2013

Renungan Setelah Romadhon Berakhir




Alhamdulillahirobbil’alamiin Washolatu Wassallamu ‘Ala Rosulillah Wa ‘Ala Alihi Washohbihi Ajma’in Amma ba’du :

Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan kesempatan kepada kita untuk mengarungi bulan mulia ini hingga sampai dipenghujungnya. Mudah-mudahan kita mendapatkan keutamaan dari bulan ini setelah berlelah-lelah melakukan ibadah. Dan mudah-mudahan umur kita pun disampaikan ke bulan romadhon berikutnya.

Sholawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepada para sahabatnya, dan umatnya yang mengikuti sunnah-sunnahnya.


Sahabat!

Gema takbir  berkumandang dari segala penjuru negeri ini, mulai senja tiba hingga matahari berseri nanti. Sinar kembang api dilangit turut menghiasi malam yang penuh dengan suka cita, gelak tawa dan canda anak-anak serta keluarga yang berkumpul menambahnya semakin meriah. Baju baru mulai dikeluarkan dari peraduannya, rapi tergantung disudut-sudut kamar, dipersiapkan untuk dipakai pada esok hari. Makanan yang termasuk mewah pun mulai menghiasi meja setiap rumah, semerbaknya hingga tercium seiring dengan semilir angin yang berhembus.  Dering SMS terdengar syahdu berisi ucapan selamat dan permintaan maaf, ukhuwah islamiyyah begitu kental terasa. Itulah kebahagiaan lahiriah yang hampir setiap orang rasakan, khususnya setiap orang yang mengaku dirinya sebagai muslim dan muslimah.

Bagi setiap muslim dan muslimah sejati, kebahagiaan lahiriah itu bukanlah tujuan yang hakiki dari adanya bulan romadhon. Bahkan sebenarnya kesedihan menimpa hati mereka karena harus berpisah dengan bulan yang sangat utama. Ketika masih berada pada bulan itu, mereka bersemangat, berusaha keras untuk menggapai keutamaan yang telah dijanjikan oleh-Nya namun tidak terasa bulan itu meninggalkannya, keutamaan yang mereka inginkan kini telah berakhir. Bahkan sebenarnya kesedihan menimpa hati mereka! Mereka bersedih atas keadaan yang akan datang, dalam fikiran mereka terbetik pertanyaan:

Romadhon akan berakhir; Akankah jamaah sholat yang bershaf-shaf pun berakhir pula?
Romadhon akan berakhir; Akankah lantunan ayat suci Al-Qur’an pun berakhir pula?
Romadhon akan berakhir; Akankah malam-malam yang hidup pun berakhir pula?  

 Terbetiknya pertanyaan-pertanyaan di atas bukanlah tanpa sebab sebelumnya. Realita di tengah kaum muslimin membuatnya menjadi ada. Betapa banyak diantara kaum muslimin yang bersemangat melaksanakan sholat berjamaah di masjid namun setelah romadhon berakhir, masjid-masjid pun kembali kosong. Betapa banyak diantara kaum muslimin melaksanakan tadarusan baik di masjid atau di rumah namun setelah romadhon berakhir, kitab-kitab Al-Qur’an pun kembali disimpan dan berdebu di atas lemari. Betapa banyak diantara kaum muslimin menghidupkan malamnya namun setelah romadhon berakhir, malam-malamnya menjadi malam-malam yang begitu sepi.

Bukan, bukan untuk seperti itu Alloh menjadikan bulan romadhon sebagai bulan pilihan untuk menurunkan rahmat-Nya pada satu malam didalamnya. Romadhon bukanlah acara seremonial yang saat itu serentak dilaksanakan lalu setelah selesai serentak pula ditinggalkan! Alloh telah menjadikan bulan romadhon sebagai bulan untuk mengumpulkan kebaikan, mencari dan mendapatkan hidayah agar kita menjadi orang yang bertakwa.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Dan bertakwa itu bukanlah pada waktu dan tempat tertentu saja.  Nabi bersabda :

“Bertakwalah kepada Alloh dimanapun kalian berada!”

Sahabat!

Mari kita pertahankan prestasi ibadah yang telah kita lakukan selama bulan romadhon. Bagi yang selama romadhon rajin ke masjid maka pertahankanlah seperti itu hingga bertemu kembali dengan bulan romadhon. Bagi yang selama bulan romadhon rajin membaca Al-Qur’an maka pertahankanlah seperti itu dibulan-bulan selanjutnya. Bagi yang selama bulan romadhon rajin sholat malam maka pertahankanlah seperti itu keadaannya. Wallohi! Dia tidak akan menyia-nyiakan amal kebaikan yang telah kita lakukan baik itu di bulan romadhon ataupun di bulan lainnya.

Dengan mempertahankan hal itu, mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang diberikan hidayah oleh Alloh sehingga masih tetap istiqomah. Orang yang diberikan hidayah, bukanlah orang yang meninggalkan prestasi ibadahnya di bulan romadhon. Jadikanlah ibadah kita seperti orang yang ibadahnya maqbul bukan seperti orang yang ibadahnya mardud.

Sahabat!

Diantara kaum muslimin saling berucap kata selamat, saling berucap “Taqobalallohu minna wa minkum”, baik itu muslim yang ikut melaksanakan puasa ataupun tidak sama sekali. Pernahkan kita sedikit merenung, apa yang akan diterima dari orang yang tidak menunaikan kewajiban di bulan romadhon? Baju baru? Kue lebaran? Sungguh Alloh tidak membutuhkan itu semua, bahkan Alloh pun tidak membutuhkan ketaatan kita, apabila seluruh manusia membangkang kepada Alloh, Alloh tidak dirugikan sama sekali. Lalu siapakah yang dirugikan? Ya, kita! Kitalah yang dirugikan atas ketidaktaatan kita. Banyak diantara kita bersemangat mengumpulkan uang untuk membeli baju lebaran dan membeli kue lebaran tetapi sepanjang romadhon tidak pernah melaksanakan puasa, tidak malu menenteng rokok disepanjang jalan umum, tidak malu nongkrong di tepi jalan dengan menenggak sebotol “BIG COLA” di siang bolong! Lalu apa yang telah dimenangkannya? Ya, hari ini adalah hari kemenangan tapi  bukan untuk mereka!

Gema takbir akan terus berlanjut di masjid masing-masing sampai fajar menyingsing. Tua, muda, pria, dan wanita semuanya tumpah ruah di ruangan masjid sambil mengumandangkan takbir, mereka sanggup menahan rasa kantuk yang menyerang hingga pagi tiba. Entah apa yang membuat mereka kuat melakukan hal berat seperti itu! Apakah karena suguhan makanan enak yang ada di masjid? Apakah karena malu dengan tetangganya, malu dengan orang sekitar? Bagaimana mungkin mereka sanggup menahan kantuk hingga pagi tiba sedangkan sholat lima waktu yang hanya membutuhkan waktu total minimal  25 menit mereka tak sanggup? Sungguh aneh tapi nyata! Kita telah banyak tertipu, kita lebih bersemangat mengerjakan hal yang sunnah bahkan tidak disyari’atkan sama sekali daripada mengerjakan hal yang wajib.

Sahabat!

Romadhon telah berakhir; Tapi gunakanlah semangat yang telah kita peroleh untuk mengarungi bulan – bulan selanjutnya. Alloh tidak menyukai amalan yang besar tapi hanya sekejap, tetapi  Alloh sangat menyukai amalan yang sedikit tetapi terus menerus dilakukan.

Romadhon telah berakhir; Tapi gunakanlah bulan romadhon sebagai bahan renungan untuk kita guna untuk lebih meningkatkan ketakwaan kita di sisi-Nya. Bagi yang selama romadhon tidak berpuasa maka segeralah kembali pada Alloh dan tunaikanlah puasa qodo. Sungguh Alloh itu menyukai orang-orang yang mau memperbaiki diri dan sebaliknya Alloh murka kepada orang yang tidak mau memperbaiki diri dan bahkan bertindak keterlaluan yang sangat di bulan selain romadhon.

Romadhon telah berakhir; Jadikanlah ia sesuatu yang membekas bukan sesuatu yang hilang tersapu oleh waktu.

Sahabat!

Lisan ini tidaklah terbebas dari kesalahan maka maafkanlah bila ada suatu kekeliruan dari apa yang telah disampaikan. Apa yang salah adalah dari kekurangan diri saya sendiri dan dari setan. Maafkanlah segala kesalahan lahir dan batin! Mohon maaf apabila selama ini ada kata-kata saya yang kurang berkenan di hati sahabat. Sungguh, saya tidak bermaksud untuk melakukan hal tersebut.  Dimalam kemenangan ini saya ingin berucap pada sahabat semua : 

“TAQOBALALLOHU MINNA WA MINKUM”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.