Alhamdulillahirobbil’alamiin Washolatu
Wassallamu ‘Ala Rosulillah Wa ‘Ala Alihi Washohbihi Ajma’in Amma ba’du :
Segala puji bagi Alloh yang telah memberikan
kesempatan kepada kita untuk mengarungi bulan mulia ini hingga sampai
dipenghujungnya. Mudah-mudahan kita mendapatkan keutamaan dari bulan ini
setelah berlelah-lelah melakukan ibadah. Dan mudah-mudahan umur kita pun
disampaikan ke bulan romadhon berikutnya.
Sholawat serta salam semoga terlimpahkan
kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, kepada para sahabatnya, dan umatnya yang
mengikuti sunnah-sunnahnya.
Sahabat!
Gema takbir berkumandang dari segala penjuru negeri ini,
mulai senja tiba hingga matahari berseri nanti. Sinar kembang api dilangit
turut menghiasi malam yang penuh dengan suka cita, gelak tawa dan canda
anak-anak serta keluarga yang berkumpul menambahnya semakin meriah. Baju baru
mulai dikeluarkan dari peraduannya, rapi tergantung disudut-sudut kamar,
dipersiapkan untuk dipakai pada esok hari. Makanan yang termasuk mewah pun
mulai menghiasi meja setiap rumah, semerbaknya hingga tercium seiring dengan
semilir angin yang berhembus. Dering SMS
terdengar syahdu berisi ucapan selamat dan permintaan maaf, ukhuwah islamiyyah
begitu kental terasa. Itulah kebahagiaan lahiriah yang hampir setiap orang
rasakan, khususnya setiap orang yang mengaku dirinya sebagai muslim dan
muslimah.
Bagi setiap muslim dan muslimah sejati,
kebahagiaan lahiriah itu bukanlah tujuan yang hakiki dari adanya bulan
romadhon. Bahkan sebenarnya kesedihan menimpa hati mereka karena harus berpisah
dengan bulan yang sangat utama. Ketika masih berada pada bulan itu, mereka
bersemangat, berusaha keras untuk menggapai keutamaan yang telah dijanjikan
oleh-Nya namun tidak terasa bulan itu meninggalkannya, keutamaan yang mereka
inginkan kini telah berakhir. Bahkan sebenarnya kesedihan menimpa hati mereka!
Mereka bersedih atas keadaan yang akan datang, dalam fikiran mereka terbetik pertanyaan:
Romadhon akan berakhir; Akankah jamaah sholat
yang bershaf-shaf pun berakhir pula?
Romadhon akan berakhir; Akankah lantunan ayat
suci Al-Qur’an pun berakhir pula?
Romadhon akan berakhir; Akankah malam-malam
yang hidup pun berakhir pula?
Terbetiknya
pertanyaan-pertanyaan di atas bukanlah tanpa sebab sebelumnya. Realita di
tengah kaum muslimin membuatnya menjadi ada. Betapa banyak diantara kaum
muslimin yang bersemangat melaksanakan sholat berjamaah di masjid namun setelah
romadhon berakhir, masjid-masjid pun kembali kosong. Betapa banyak diantara
kaum muslimin melaksanakan tadarusan baik di masjid atau di rumah namun setelah
romadhon berakhir, kitab-kitab Al-Qur’an pun kembali disimpan dan berdebu di
atas lemari. Betapa banyak diantara kaum muslimin menghidupkan malamnya namun
setelah romadhon berakhir, malam-malamnya menjadi malam-malam yang begitu sepi.
Bukan, bukan untuk seperti itu Alloh
menjadikan bulan romadhon sebagai bulan pilihan untuk menurunkan rahmat-Nya
pada satu malam didalamnya. Romadhon bukanlah acara seremonial yang saat itu
serentak dilaksanakan lalu setelah selesai serentak pula ditinggalkan! Alloh
telah menjadikan bulan romadhon sebagai bulan untuk mengumpulkan kebaikan,
mencari dan mendapatkan hidayah agar kita menjadi orang yang bertakwa.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman!
Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu agar kamu bertakwa.”
Dan bertakwa itu bukanlah pada waktu dan
tempat tertentu saja. Nabi bersabda :
“Bertakwalah kepada Alloh dimanapun kalian
berada!”
Sahabat!
Mari kita pertahankan prestasi ibadah yang
telah kita lakukan selama bulan romadhon. Bagi yang selama romadhon rajin ke
masjid maka pertahankanlah seperti itu hingga bertemu kembali dengan bulan
romadhon. Bagi yang selama bulan romadhon rajin membaca Al-Qur’an maka
pertahankanlah seperti itu dibulan-bulan selanjutnya. Bagi yang selama bulan
romadhon rajin sholat malam maka pertahankanlah seperti itu keadaannya.
Wallohi! Dia tidak akan menyia-nyiakan amal kebaikan yang telah kita lakukan
baik itu di bulan romadhon ataupun di bulan lainnya.
Dengan mempertahankan hal itu, mudah-mudahan
kita termasuk orang-orang yang diberikan hidayah oleh Alloh sehingga masih
tetap istiqomah. Orang yang diberikan hidayah, bukanlah orang yang meninggalkan
prestasi ibadahnya di bulan romadhon. Jadikanlah ibadah kita seperti orang yang
ibadahnya maqbul bukan seperti orang yang ibadahnya mardud.
Sahabat!
Diantara kaum muslimin saling berucap kata
selamat, saling berucap “Taqobalallohu minna wa minkum”, baik itu muslim yang
ikut melaksanakan puasa ataupun tidak sama sekali. Pernahkan kita sedikit
merenung, apa yang akan diterima dari orang yang tidak menunaikan kewajiban di
bulan romadhon? Baju baru? Kue lebaran? Sungguh Alloh tidak membutuhkan itu
semua, bahkan Alloh pun tidak membutuhkan ketaatan kita, apabila seluruh
manusia membangkang kepada Alloh, Alloh tidak dirugikan sama sekali. Lalu
siapakah yang dirugikan? Ya, kita! Kitalah yang dirugikan atas ketidaktaatan
kita. Banyak diantara kita bersemangat mengumpulkan uang untuk membeli baju
lebaran dan membeli kue lebaran tetapi sepanjang romadhon tidak pernah
melaksanakan puasa, tidak malu menenteng rokok disepanjang jalan umum, tidak
malu nongkrong di tepi jalan dengan menenggak sebotol “BIG COLA” di siang
bolong! Lalu apa yang telah dimenangkannya? Ya, hari ini adalah hari kemenangan
tapi bukan untuk mereka!
Gema takbir akan terus berlanjut di masjid
masing-masing sampai fajar menyingsing. Tua, muda, pria, dan wanita semuanya
tumpah ruah di ruangan masjid sambil mengumandangkan takbir, mereka sanggup
menahan rasa kantuk yang menyerang hingga pagi tiba. Entah apa yang membuat
mereka kuat melakukan hal berat seperti itu! Apakah karena suguhan makanan enak
yang ada di masjid? Apakah karena malu dengan tetangganya, malu dengan orang
sekitar? Bagaimana mungkin mereka sanggup menahan kantuk hingga pagi tiba
sedangkan sholat lima waktu yang hanya membutuhkan waktu total minimal 25 menit mereka tak sanggup? Sungguh aneh
tapi nyata! Kita telah banyak tertipu, kita lebih bersemangat mengerjakan hal
yang sunnah bahkan tidak disyari’atkan sama sekali daripada mengerjakan hal
yang wajib.
Sahabat!
Romadhon telah berakhir; Tapi gunakanlah
semangat yang telah kita peroleh untuk mengarungi bulan – bulan selanjutnya.
Alloh tidak menyukai amalan yang besar tapi hanya sekejap, tetapi Alloh sangat menyukai amalan yang sedikit
tetapi terus menerus dilakukan.
Romadhon telah berakhir; Tapi gunakanlah bulan
romadhon sebagai bahan renungan untuk kita guna untuk lebih meningkatkan
ketakwaan kita di sisi-Nya. Bagi yang selama romadhon tidak berpuasa maka
segeralah kembali pada Alloh dan tunaikanlah puasa qodo. Sungguh Alloh itu
menyukai orang-orang yang mau memperbaiki diri dan sebaliknya Alloh murka
kepada orang yang tidak mau memperbaiki diri dan bahkan bertindak keterlaluan
yang sangat di bulan selain romadhon.
Romadhon telah berakhir; Jadikanlah ia sesuatu
yang membekas bukan sesuatu yang hilang tersapu oleh waktu.
Sahabat!
Lisan ini tidaklah terbebas dari kesalahan
maka maafkanlah bila ada suatu kekeliruan dari apa yang telah disampaikan. Apa
yang salah adalah dari kekurangan diri saya sendiri dan dari setan. Maafkanlah
segala kesalahan lahir dan batin! Mohon maaf apabila selama ini ada kata-kata
saya yang kurang berkenan di hati sahabat. Sungguh, saya tidak bermaksud untuk
melakukan hal tersebut. Dimalam kemenangan
ini saya ingin berucap pada sahabat semua :
“TAQOBALALLOHU MINNA WA MINKUM”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.