Untukmu Para Pencari "Hikmah Duniawi" Dibalik Perintah dan Larangan
"Hikmah
Duniawi" dibalik perintah dan larangan Alloh -Subhanahu Wa Ta'ala-
memang selalu mengiringi. Terlebih lagi Dia telah berfirman bahwa apa
yang diperintahkan-Nya merupakan kemashlahatan bagi hamba-Nya dan apa
yang dilarang-Nya merupakan kemudhorotan bagi hamba-Nya baik itu di
dunia maupun di akhirat kelak. Namun, yang terutama dari semua itu
(perintah dan larangan) adalah untuk menguji hamba-Nya apakah ia akan
beriman ataukah kufur! Maka tak pantaslah bagi kita untuk mencari-cari
"Hikmah Duniawi" dari suatu perintah dan larangan, yang apabila beberapa
hikmah tersebut telah diketahui maka kita baru melaksanakannya. Ayolah
teman! Apakah kita ingin disebut "Makhluk Matrealistis"? Ataukah kita
tidak memiliki "kesopanan" kepada Tuhan yang telah menciptakan kita
sehingga kita "mengomersialkan" perintah dan larangan-Nya? Ok,
mencari "Hikmah Duniawi" dibalik itu memang merupakan suatu yang dibolehkan,
apalagi untuk menegakkan sebagian hujjah atas orang-orang yang hanya
mengedepankan akalnya. Akan tetapi, jangan jadikan hal itu sebagai
tujuan utama kita dalam kekhusyuan mengerjakan perintah dan menjauhi
larangan. Tidakkah kita tahu bahwa tidak semua perintah dan larangan itu
dapat disibak tabirnya sehingga sedikit hikmah dapat diketahui? Teman,
Bani Isroil dahulu pernah Alloh -Tabaaroka Wa Ta'ala- uji dengan
larangan yang disaat sekarang hukumnya berubah menjadi mubah bahkan
wajib dilakukan. Ya, Alloh -'Azza Wa Jalla- telah mengharamkan atas Bani
Isroil daging unta! Cobalah sedikit bertanya pada diri kita sendiri :
"Apa tujuan diharamkannya daging unta? Apakah daging unta itu lebih
dominan mudhorot daripada mashlahat yang terkandung di dalamnya?"
Sedangkan seluruh penelitian menemukan fakta bahwa daging unta sarat
akan kemashlahatan. Apakah jika larangan tersebut masih berlaku dalam
syari'at islam, kita akan menanggalkan larangan tersebut dengan cara
mengerjakannya karena ternyata mashlahatnya lebih besar dari
mudhorotnya? Walloohi, seluruh perintah dan larangan itu butuh pada
keimanan walaupun otak belum mampu mencapai hikmahnya. Perlu ditegaskan
kembali bahwa semua itu untuk menguji apakah kita akan beriman ataukah
kufur!.
Berdasarkan hal itu, tak pantaslah kita mengatakan
sesuatu mengenai perintah atau larangan dengan : "Lho, kok gitu! Padahal
penelitian mengatakan begini...", dan seabreg kalimat yang semakna.
Ayolah teman! Agama itu bukanlah ilmu dunia yang lebih mengedepankan
akal, bukan pula ilmu matematika yang baru dipercaya setelah ada bukti.
Islam adalah kebenaran yang kita ikuti secara serius dengan keimanan
sedangkan akal hanyalah alat untuk memperkuat keimanan bukan sebagai
tolak ukur kebenaran, jika suatu perkara dalam agama belum terbukti
secara akal maka buanglah akal dan kedepankanlah keimanan. Kita cukup
meyakini dan mengatakan "Sami'na Wa Atho'na". Kalau begitu agama adalah
doktrin? Ya, semua agama merupakan doktrin akan tetapi fitroh yang masih
suci dan akal yang sehat dapat membedakan mana doktrin yang benar dan
mana doktrin yang salah!
Ayolah, buanglah pemikiran ala barat
yang masih bercokol dalam otak kita karena penghalang ini akan
menghalangi kita dari jalan hidayah. Tidakkah kita belum mendengar bahwa
mereka tidak akan ridho sampai kita mengikuti jejak langkah mereka?
Tegakkan Islam, Al-Qur'an dan As-Sunnah dimulai dari hidup kita! Karena
agama ini bukan sekedar kebanggaan tapi juga butuh langkah real. Kita
boleh bangga bahwa Al-Qur'an mulai dilirik oleh orang-orang sana yang
sedikit memiliki akal sehat, akan tetapi kebanggaan itu tak ada gunanya
jika kita hanya mengatakannya...[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.