Laman

Rabu, 27 Mei 2015

Manusia Tidak Bisa Melihat Jin




KEENAM : 

Jin, termasuk Iblis beserta kaumnya tidak bisa dilihat oleh mata kepala kita, manusia tidak bisa melihat jin. [14] Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya yang mulia : 

"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman."  (QS. Al-A'raaf : 27)

Ini pernah terjadi pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam . Ingat tatkala Abu Hurairah didatangi oleh setan, dan kisah tersebut telah saya terangkan dalam salah satu tulisan saya. [15]

Bahkan sebagian ulama kita mengatakan, "Dahulu salah satu golongan yang membuat hadits palsu itu adalah setan-setan yang menyamar menjadi manusia." [16]

Kita tidak bisa melihat rupa jin yang aslinya, kecuali apabila mereka datang kepada kita dengan rupa yang lainnya. Oleh karena itu banyak penyamaran jin dan setan yang merupakan bentuk talbis (penipuan) mereka terhadap manusia, untuk mengganggu manusia.

Mereka mendatangi manusia dengan berbagai macam rupa, ada yang datang denga rupa perempuan, apa yang kita namakan di sini dengan "kuntilanak", "gondoruwo" atau nama-nama yang lainnya, sangat bermacam-macam dan banyak sekali. Demikian juga yang laki-laki ada yang datang dengan rupa "hantu" dan yang paling kecil disebut dengan "tuyul" dan nama-nama lainnya yang dibuat sendiri oleh manusia. Itulah tipu daya Iblis dan bala tentaranya untuk menipu manusia.

Tersebarlah fitnah di permukaan bumi ini. Akibatnya manusia semakin membesarkan dan mengagungkan Iblis dengan penuh rasa takut. Sehingga bangun bulu kuduk apabila disebut atau terdengar nama mereka. Itulah tipu daya Iblis.

Mereka bisa menyamar dengan rupa apa saja.[17] Adakalanya dia menyamar dengan menyerupai orang shalih dari ulama-ulama kita yang terdahulu. Maka datanglah mereka kepada orang-orang bodoh. Dia menyamar sebagai para wali yang terdahulu, datag memakai gamis dan sorban, sambil memegang tasbih -rupanya Si Jin lupa kalau tasbih itu bid'ah-. Dinasehatilah orang-orang yang tidak mengerti itu, "Wahai anakku, cucuku, aku ini wali fulan, sebarkan salam, perintahkan manusia untuk berbuat begini dan begitu, aku akan beritahu kepadamu yang manusia tidak tahu..." Seolah-olah Al-Qur'an belum pernah menerangkannya. Lalu orang yang didatangi tersebut akan menyebarkan hal itu kepada manusia yang lain, dari kalangan orag-orang yang bodoh dan tidak mengerti agama. Akibatnya apa? Timbulnya pemujaan terhadap kuburan para wali tersebut. Itulah salah satu akibatnya dan begitu seterusnya tipu daya Iblis itu.


[ALAM JIN MENURUT AL-QUR'AN DAN SUNNAH hal. 26-34, Karya Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat]


Foot Note :

[14] Maksudnya, melihat jin dalam bentuk aslinya. Adapun jika melihat mereka setelah berubah bentuk, seperti : manusia atau hewan, maka dapat dilihat, berdasarkan hadits Abu Hurairah yang akan datang setelah ini dan dalil-dalil yang banyak lainnya.

Bahkan mereka yang mengaku dapat melihat jin dalam rupa aslinya, maka para ulama kita telah dengan tegas menentangnya, diantaranya adalah apa yang dinyatakan oleh Imam Syafi'i, beliau mengatakan :

"Barang siapa yang mengaku melihat rupa jin (yang aslinya), maka kami batalkan persaksiannya, kecuali ia adalah seorang Nabi."

Lihat : Tafsir al Manar (VII : 526) karya Muhammad Rasyid Ridha. Pernyataan Imam Syafi'i di atas telah diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam Hilyatul Auliya (IX : 141), dan oleh Baihaqi di dalam kitab Ahkamul Qur'an (II : 194-195), as Subki dalam Thabaqatusy Syafi'iyyah al Kubra (I : 258). Dan di dalam kitab Fat-hul Bari (VI : 216) al Hafizh berkata :

Dan Imam Baihaqi meriwayatkan di dalam kitab Manaqib asy Syafi'i dengan sanadnya sampai kepada ar-Rabi', ia berkata : Aku mendengar Imam Syafi'i berkata : "Barang siapa yang mengaku bahwasannya ia melihat jin (dalam rupa yag aslinya), maka kami batalkan persaksiannya, kecuali dia adalah seorang nabi." Selesai nukilannya sampai di sini.

[15] Lihat keterangannya dalam kitab penulis yang berjudul Al Masaa-il jilid 1 halaman 269-282 masalah yang ke 21 dan hadits ini telah diriwayatkan oleh Bukhari no.2311 dari Abu Hurairah. Dari hadits ini kita mengetahui bahwasanya sifat setan itu adalah pembohong, walaupun terkadang dia benar, maka kita harus berhati-hati ketika berdialog dengan mereka. Wallahu A'lam.

[16] Telah disebutkan di dalam muqaddimah kitab Shahih Muslim 1/73 syarah Nawawi dari perkataan Abdullah bin Mas'ud, sebagai berikut :

Abdullah (Ibnul Mas'ud) berkata : "Sesungguhnya setan itu menjelma dalam wujud seorang laki-laki, kemudia dia datang kepada suatu kaum, dan dia menceritakan sebuah hadits dengan dusta, lalu mereka pun berpencar, maka salah seorang diantara mereka itu berkata (kepada yang lainnya lagi) : 'Aku telah mendengar seorang laki-laki yag aku ketahui mukanya, akan tetapi tidak aku ketahui namanya telah menceritakan kepadaku (sebuah hadits).' "

Masih ada lagi beberapa keterangan yang lainnya, siapa yang ingin untuk mengetahuinya lebih banyak, maka bacalah muqaddimah kitab Shahih Muslim.

[17] Dikecualikan rupa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam dalam mimpi, berdasarkan banyak dalil dalam sunnah. Diantaranya adalah apa yang diriwayatkan oleh Anas dalamShahih Bukhari no.6993 dan Muslim no.2266 :

"Siapa yang bermimpi melihatku, maka dia telah melihatku karena sesungguhnya setan tidak dapat menyerupaiku."

Juga telah diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Jabir bin 'Abdillah Radhiyallahu 'anhuma ajma'in.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Para Pengunjung yang budiman! Silahkan untuk memberikan saran, kritikan, dan komentarnya mengenai artikel yang ada di web ini. Namun, tetap memperhatikan etika dalam memberikan saran, kritikan, dan komentar.